Archive for the ‘Motivation’ Category

Bekerja Untuk Belajar

Juni 5, 2013

 

Setiap orang pasti memiliki motivasi tertentu dalam setiap tindakan dan kegiatan yang dilakukannya, entah itu bersifat materi maupun nonmateri. Begitu pula dalam bekerja. Orangtua kita dulu sering kali memberikan nasihat yang secara langsung memberikan motivasi kepada kita. “Nak, kamu belajar yang rajin dan tekun agar kelak bisa cepat dapat kerja dan mendapat uang yang banyak.” Demikian salah satu kalimat yang mungkin pernah kita terima. Sepintas, tidak ada masalah dengan nasihat tersebut karena memang orang yang bekerja pastilah mendapatkan imbalan dalam bentuk uang. Namun, menjadikan uang sebagai satu-satunya alasan atau sebagai motivasi utama dalam bekerja, menurut saya, adalah sebuah masalah besar. Kenapa? Karena orang bisa menghalalkan segala cara dalam bekerja demi mendapatkan sejumlah uang yg diidamkannya. Dalam konteks yang berbeda, seseorang bisa merasa kecewa dan frustrasi apabila imbalan uang yang diterimanya tidak sesuai dengan harapannya. Akibatnya, ia malah menjadi malas-malasan dalam bekerja dan cenderung tidak berprestasi. Kalau begitu, apa motivasi lain yang perlu kita kembangkan selain uang? Belajar. Ya betul, belajar adalah salah satu motivasi yang sangat baik bagi siapa pun dalam posisi apa pun dan di mana pun ia berada. Apalagi bagi seorang karyawan/pegawai yang masih relatif muda secara usia dan pengalaman. Sekolah atau kuliah memang mengajarkan banyak hal, namun hampir sebagian ilmu yang kita pelajari di meja sekolah/kuliah terkadang “hilang” begitu saja ketika kita masuk dunia kerja. Apalagi bila kita bekerja dalam bidang yang tidak relevan dengan bidang sekolah/kuliah dulu. Oleh karenanya, saya sering berpikir bahwa bekerja adalah lahan belajar yang sebenarnya. Bekerja adalah dunia belajar yang sesungguhnya yang sangat penting dalam mengasah ilmu dan skill seseorang. Seseorang yang punya motivasi belajar dalam bekerja, akan cenderung ingin melakukan hal-hal sebagai berikut:

– mengetahui banyak hal baru, bukan hanya bidang yang digelutinya saat ini.

– mencoba banyak hal lain, dengan tujuan untuk menambah pengalaman.

– secara sukarela membantu rekan kerjanya baik sesama bagian maupun berbeda departemen.

– menantang dirinya sendiri untuk mampu menyelesaikan masalah-masalah yang sebenarnya.

Seseorang yang memiliki motivasi belajar dalam bekerja tidak akan pernah merasa rugi, apa pun kondisi yang dialaminya, berapapun imbalan yang diterimanya dan bagaimanapun kondisi perusahaannya. Ia akan tetap menatap dengan penuh optimis dan antusias. Cara belajar terbaik adalah dengan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan atau dengan kata lain dengan cara bekerja, sebagaimana pesan dari Benjamin Franklin (seorang tokoh ternama dunia; pemimpin revolusi AS), yaitu “Tell me and I forget, teach me and I may remember, involve me and I learn.”

Big Question from the Little Boy

Januari 13, 2013

An twelve-year-old boy approached an old man, looked up into his eyes, and asked:

“I understand you’re a very wise man. I’d like to know the secret of life.” 

The old man looked down at the youngster and replied:

“I’ve thought a lot in my lifetime, and the secret can be summed up in four words. 

The first is to “think”. Think about the values you wish to live your life by. 

The second is to “believe”. Believe in yourself based on the thinking you’ve done about the values you’re going to live your life by. 

The third is to “dream”. Dream about the things that can be, based on your belief in yourself and the values you’re going to live by. 

The last is to “dare”. Dare to make your dreams become reality, based on your belief in yourself and your values.” 

And with that, Walter E. Disney said to the little boy, “Think, Believe, Dream, and Dare”.

Gambar

I Have A Dream

Agustus 28, 2012

I Have A Dream (Fenomena Susan Boyle)

ebd597a05d4cbabfb8233a66fc429400f52933f8_m

Kalimat di atas selalu dianggap milik dari pejuang legendaris Martin Luther King Jr. Entah mengapa. Namun semua orang pasti pernah mengatakan itu tanpa mengetahui sebelumnya bahwa kalimat itu populer karena pernah dikatakan oleh Martin Luther King Jr.

Kata “dream” jika dimaknai dalam Bahasa Indonesia adalah “impian” dan setara dengan kata “cita-cita”. Jadi kalimat “I have a dream” kurang lebih sepadan dengan “Saya punya cita-cita.” dan Saya punya cerita aktual dan fenomenal tentang seseorang dalam menggapai cita-cita.

Susan Boyle

Sabtu minggu lalu, tepatnya 11 April 2009, tidak ada seorang pun yang mengenal Susan Boyle. Esok harinya, seluruh dunia (yup! seluruh dunia! Shame on you if you don’t) mengenal Susan Boyle! Susan Boyle adalah representasi dari orang yang pantang menyerah dalam mengejar cita-cita. Jutaan orang di dunia menangis (setidaknya diliputi haru) melihat penampilan Susan Boyle pada acara Britain’s Got Talent, Sabtu, minggu lalu.

Simon Cowell “Aye, what’s your name darling?
Susan “My name is Susan Boyle.

Simon Cowell “How old are you Susan?
Susan “I’m 47.

Simon Cowell “Ok, what’s the dream?
Susan “I’m trying to be a professional singer.
Simon Cowell “And why hasn’t it worth tried so far Susan?
Susan “Well, I haven’t given the chance before, I hope here whole thing will get changed.

Obrolan pembuka antara Simon Cowell dan Susan Boyle di awal penampilan Susan mengundang tawa bernada cemooh dari para penonton.

Susan kemudian menyanyikan soundtrack Les Miserables, I Dreamed A Dream. Usai bernyanyi, berikut komentar para juri:

Piers Morgan “Without a doubt, that was the biggest surprise I have had in three years on the show. When you stood there with a cheeky grin(?) and said ‘I wanna be like Elaine Paige’ everyone was laughing at you, no one is laughing now…that was stunning, an incredible performance. Amazing.

Amanda Holden “I am so thrilled because I know that everybody was against you. I honestly think that we were all being very cynical and that was the biggest wake up call ever, and I just want to say that was a complete privilege listening to that, it was instant brilliant!

Simon Cowell “Susan, I knew the minute you walked out on that stage that we were gonna hear something extraordinary and I was right.

Keesokan harinya, Susan Boyle berada di koran-koran Inggris di halaman pertama diikuti liputan-liputan media cetak dan televisi di seluruh dunia. Hingga tulisan ini gw buat, sekitar 50 juta orang telah menyaksikan Susan Boyle via youtube. Susan diakui oleh para pengamat vokal memiliki suara sopran yang sangat jernih dan bening dengan kualitas yang luar biasa.

Jutaan orang di dunia sesaat kemudian tersadar dan belajar banyak hal. Pertama, Susan awalnya bukan saja jadi bahan tertawaan, ia bahkan serasa tidak diharapkan dan juga dilecehkan (lihat stiker nomor peserta yang ditempel asal-asalan di dadanya, bukan di baju!). Setelah selesai bernyanyi, orang-orang baru tersadar bahwa mereka telah menilai keliru sebuah buku berkualitas tinggi hanya dengan melihat sampulnya yang butut. Susan menghadapi semuanya dengan tenang.

Kedua, Susan adalah representasi orang yang tak pernah padam cita-citanya. Ia ingin menjadi seperti Elaine Paige, seorang penyanyi teater terkenal asal Inggris. Walau umur telah menginjak 47 tahun, Susan tahu bahwa kesempatan bisa datang kapan saja dan ia harus bersabar. (Gw jadi ingat Kolonel tua yang membuat ayam goreng KFC). Bandingkan dengan kebanyakan kita yang cita-citanya padam saat umur masih sangat muda. Menyerah pada kenyataan. Susan Boyle memberikan pelajaran berharga pada dunia.

Ketiga, tidak ada yang tidak mungkin. Susan Boyle membuktikannya. Itulah mengapa ia begitu fenomenal

Sumber : klik disini

Jangan Menjadi Batu Sandungan

April 2, 2012

Dikisahkan, ada seorang anak muda yang mempunyai temperamen tinggi. Seringkali karena hal-hal sepele, dia mudah tersinggung dan marah, bahkan bila perlu berkelahi dengan orang lain yang dianggap telah menghinanya. Orangtuanya berkali-kalimenasihati agar belajar bersabar dan mau mengerti orang lain, tetapi si anak tidak menggubris dan menganggapnya sebagai angin lalu. Suatu hari saat berkendara di jalan raya, sepeda motor yang dikendarai bersama temannya dilanggar oleh orang lain. Sifat pemarahnya pun muncul. Dengan perasaan jengkel, segera saja motor itu dikejar dan dipepet dengan tingkah sok jagoan. Merasa dirinya menang, saat menyaksikan orang tadi meminggirkan motornya, dia pun tancap gas sambil tertawa terbahak-bahak. Tidak lama kemudian terdengar teriakan nyaring disertai bunyi benda terjatuh keras. Rupanya karena tidak konsentrasi pada jalanan, terjadilah kecelakaan yang melukai dirinya sendiri serta teman yang dibonceng. Akibat kecelakaan itu, teman yang dibonceng terpental dan mengalami luka yang cukup parah. Dia sendiri hanya mengalami luka ringan, sedangkan motornya rusak tidak karuan. Saat menengok teman yang dirawat di rumah sakit, dia berjumpa dengan orangtua temannya. Dengan tersipu malu dia berkata, “Maafkan saya Pak, Bu. Saya yang mengendarai dan merusakkan motornya, serta mencelakai Anto. Semua salah saya. Saya akan berusaha meminta orangtua saya untuk membantu biaya perbaikan motor dan biaya perawatan di rumah sakit ini.” Ayah si teman menjawab dengan sabar, “Anak muda. Bapak tidak mempermasalahkan biaya rumah sakit dan perbaikan motor. Walaupun harus mengeluarkan uang, itu semua bisa diselesaikan. Yang penting, kita harus bersyukur karena kalian selamat dan hanya mengalami luka-luka yang tidak membahayakan nyawa. Bapak hanya ingin mengingatkan kepada kalian, bahwa hidup ini adalah berkat! Berkat yang tidak boleh disia-siakan oleh siapapun. Maka paling sedikit, berusahalah bermanfaat bagi dirimu sendiri. Jika kalian merasa belum bisa menjadi berkat bagi orang lain, ya setidaknya cobalah jangan menjadi batu sandungan untuk orang lain. Dengan berkendaraan ugal-ugalan, bukan hanya tidak menghargai berkat yang diberikan Yang Maha Kuasa, kalian juga telah menjadi batu sandungan bagi kehidupan orang lain. Itu sungguh hidup yang sia-sia. Bapak tidak ingin kalian menjadi orang seperti itu. Harap kalian mengerti.” ……..Himpitan beban kehidupan, sering kali membuat manusia sekarang ini mudah tersinggung dan sibuk mengumbar emosi. Semakin arogan terasa semakin hebat. Apalagi jika bisa menindas orang lain, akan merasa dirinya jagoan. Hal ini sungguh “penyakit mental” yang tidak perlu dipelihara alias harus segera dibuang! Perlu diingat, bila belum mampu menjadi berkat bagi orang lain, setidaknya jangan menjadi batu sandungan bagi sesama.

Si Bijak dan Si Angkuh di Rumah Pohon

Maret 9, 2012

Si bijak: “Aku telah membuat sebuah rumah pohon dari kayu-kayu kuat yang kudapat kemarin. Mari singgah ke rumahku…” Si angkuh: “Hah, hanya begini saja rumah pohon buatanmu? Buatanku pasti lebih bagus dari ini,” saat berkunjung ke rumah pohon si bijak. Si angkuh: “Di dalamnya akan kubuat nyaman dengan AC di sebuah sudut sehingga saat tidur di sana tak akan merasa sepanas ini.” Si bijak: “Ah benar kawan, memang itulah yang kita butuhkan. Sebuah jendela, agar udara tidak pengap dan terasa sejuk.” Maka si bijak membuat beberapa buah jendela agar udara bisa berganti, dan di dalam terasa sejuk. Keesokan harinya, si angkuh kembali berkunjung ke rumah pohon si bijak. Si angkuh: “Rumah pohonku tak akan sesunyi ini. Di sana pasti ramai dan menyenangkan, banyak hiburan yang akan kubuat agar tidak bosan.” Si bijak: “Ah benar, hiburan apa yang bisa kuhadirkan di sini ya?” Si bijak merenung sebentar. Membawa peralatannya kembali, memasang sebuah meja dan mengatur beberapa buku di atasnya. “Rumah pohon ini tentu akan memberikan kenyamanan saat membaca, didukung angin semilir dan suasana yang tenang,” pikir si bijak. Si angkuh: “Akan kubangun lift agar tak lelah saat memanjat di rumah pohonku nanti. Lihat saja, betapa sulitnya kita memanjat tadi…” Si bijak: “Terima kasih saudaraku. Kau memang punya banyak ide.” Si bijak kemudian mengambil beberapa kayu dan dibuatnyalah anak tangga. Dengan sedikit keterampilannya, ia membuat anak-anak tangga tersimpul kuat dengan tali tambang. Jadilah sebuah tangga yang mempermudah orang yang ingin pergi ke rumah pohon. Si angkuh: “Tentunya aku tak akan sesembrono kamu membiarkan sebuah rumah tak punya pintu. Aku akan membangun sebuah pintu yang terbuat dari emas, indah dengan tatahan permata…” Si bijak: “Wah benar juga, bagaimana jika cuaca hujan, tentunya air akan mudah masuk jika tak ada pintu.” Segeralah dibuat sebuah pintu agar semua orang dapat terlindungi di dalam rumah pohon tersebut, tidak panas dan tidak basah jika cuaca berubah…” Suatu hari, si bijak mengundang orang-orang untuk singgah ke rumah pohonnya. Banyak orang yang mengagumi rumah pohon buatan si bijak. Tak sedikit pula orang yang memesan dibuatkan rumah pohon. Sementara si angkuh hanya bisa berkoar, mengoreksi semua pekerjaan si bijak namun tak pernah menunjukkan di mana sebenarnya rumah pohon buatannya. Ingatlah, bahwa sesumbar tak akan menghasilkan apapun. Sebuah kesuksesan diawali dari ide yang digabungkan melalui sebuah usaha. Belajar dari kesalahan dan pengalaman, dan membuat semuanya menjadi lebih baik setiap harinya. Berhentilah berbicara dan sesumbar saja, mulailah semuanya dengan aksi yang paling sederhana.

SUMBER: Agatha Yunita – kapanlagi.com

 

 

 

Ayo Maju, Nasib yang Lebih Baik Menanti Anda

Januari 30, 2012

Ayo Maju, Nasib yang Lebih Baik Menanti Anda

Bob Moore, punya cerita menarik yang dapat kita jadikan pemacu motivasi kita agar lebih gigih dan tidak mudah menyerah dalam hal apapun. Pertanyaan ; Sungguh mengherankan bahwa ternyata tidak banyak dari diantara kita yang bertanya pada diri sendiri tentang pertanyaan yang penting itu.
Beberapa tahun yang lalu, Bob Moore diundang untuk mendengarkan seorang wanita berkedudukan penting yang memberikan ceramah kepada para mahasiswa disebuah kolese kecil di Calofornia Selatan. Bangsal dipenuhi mahasiswa yang penuh semangat karena mendapat kesempatan mendengarkan seseorang yang sangat terkenal dibidangnya. Setelah sang Gubernur menyampaikan kata sambutannya, si pembicara maju mendekati mikrofon, memandang khalayak pendengarnya dari kiri, ke kanan, dan mulai: “Saya dilahirkan oleh seorang ibu yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat bicara, alias Bisu dan Tuli.
Saya tidak tahu siapa Ayah saya, apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Pekerjaan pertama yang saya geluti adalah di Pertanian Kapas”Para pendengar tertegun. “Tidak ada sesuatu pun yang akan tetap sama jika kita tidak menghendaki begitu,” dia melanjutkan. “Bukan nasib, bukan keadaan, dan juga bukan kita dilahirkan demikian yang menyebabkan masa depan kita menjadi demikian.”
Dan dengan suara perlahan, dia mengulangi, “Tidak ada sesuatupun yang akan tetap sama jika kita tidak menghendakinya begitu.””Yang harus dilakukan orang adalah,” dia menambahkan dengan suara tegas, “Mengubah keadaan yang mendatangkan ketidakbahagiaan atau ketidakpuasan dengan menjawab pertanyaan: “Saya ingin keadaan ini menjadi seperti apa?, Lalu kita harus bekerja sendiri dengan tekad baja untuk mewujudkannya.” Kemudian, sebuah senyuman cantik mengembang ketika dia berkata, “Nama saya Azie Taylor Morton. Saya sekarang berdiri disini sebagai Menteri Keuangan Amerika Serikat.”
Sumber: The Question by Bob Moore, disadur dari ‘Chicken Soup for the Soul at Work’ Copyright 1996 by Jack Canfield, Mark Victor Hansen, Maida Rogerson, Martin Rutte & Tim Clauss

Di Balik Pria Hebat, Ada Perempuan Hebat *)

Januari 16, 2012

Pada suatu hari, Thomas B. Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antarnegara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis. Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin. Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki. Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas. Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobrol denganmu.” Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan. Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun. “Astaga, untung kau ketemu aku,” kata Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama!” “Sayangku…,” jawab istrinya, “Kalau aku menikah dengannya, dia yang akan menjadi direktur utama dan kau yang akan menjadi petugas pompa bensin.” Kerabat Imelda….banyak manusia yang menjadi sukses karena dukungan dari perempuan yang menjadi istrinya. Sebaliknya, tidak sedikit juga laki-laki yang jatuh dan hancur karena perempuan yang dinikahinya. Sungguh, pernikahan adalah upaya penyatuan dua kekuatan yang jika berhasil melakukannya maka keberhasilan pun akan kita raih ,meski memakan waktu yang tidak sebentar dan harus melewati berbagai halangan.

 

*) Kisah ini disadur Tim Andrie Wongso dari ‘The Best Of Bits & Pieces’ , satu dari 71 Kisah dalam Buku Chicken Soup for the Couple’s Soul.

Belajar dari Jepang

Januari 6, 2012

Kondisi dan penderitaan yang dialami warga Jepang pasca gempa dan tsunami masih belum menentu. Setelah diguncang gempa dahsyat 9 Skala Richter, tsunami setinggi 10 meter, dan kini mereka harap-harap cemas menunggu redanya krisis nuklir. Kini malah dari sejumlah informasi di sana diberitakan bahwa sejumlah reaktor yang ada di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima mungkin sudah rusak. Merujuk pada uap radioaktif yang telah menyebar, Juru bicara pemerintah Jepang malah mengatakan tingkat radioaktif mencapai 10 “millisievert” per jam.

Data tentang korban terus bertambah dan diperkirakan ribuan orang telah tewas. Jutaan lainnya kini terlunta-lunta. Mereka bertahan hidup tanpa rumah, kekurangan air, kekurangan pangan dan obat-obatan. Tapi ada satu hal yang menarik dari kondisi bencana di Jepang ini, yaitu tidak adanya pemandangan penjarahan bahan makanan oleh korban bencana di sana, baik pada toko-toko yang ada ataupun supermarket. Padahal dalam berbagai bencana di sejumlah negara, penjarahan kerap terjadi. Usai gempa dahsyat di Haiti dan Cile, usai banjir besar di Inggris 2007, dan usai badai Katrina di Amerika Serikat. Di empat negara ini, seluruh warganya menjarah bahan pangan untuk bertahan hidup. Dan penjarahan makanan ini tidak terjadi di Jepang.

Sepertinya kita, bangsa Indonesia harus belajar banyak dalam urusan ini pada bangsa Jepang. Walau di era penderitaan akibat bencana yang sangat besar, budaya Jepang yang taat aturan dan disiplin tetap berlaku di sana. Bahkan yang luar biasa, sejumlah supermarket yang masih tetap buka justru menurunkan harga bahan makanannya! Bukan menaikkan dan mengambil untung. Sejumlah mesin penyedia makanan dan minuman otomatis malah dibuka secara gratis. “Rakyat bekerja sama untuk selamat semuanya,” kata sejumlah orang di sana.

Budaya ini benar-benar sudah tertanam begitu dalam di alam bawah sadar orang Jepang. Sehingga tetap saja nilai-nilai ini berlaku dan berjalan dalam kondisi apapun, termasuk di tengah kepungan penderitaan akibat bencana yang terjadi. Perlu kita ketahui bersama, bahwa budaya Jepang memang sangat berbeda dengan budaya negara lain. Mereka menomorsatukan harga diri, kehormatan, dan martabat. Warga Jepang tidak melihat bencana ini sebagai kesempatan untuk mencuri apapun. Kita warga Indonesia harus belajar bagaimana bisa berbudaya seperti mereka. Orang Jepang juga sangat disiplin dan penuh kebanggaan atas negaranya. Secara sosiologis, ini dimungkinkan terjadi akibat adaptasi nilai yang mereka buat. Bahwa masyarakat dalam jumlah yang besar harus hidup di tanah yang sangat terbatas. Mereka harus memiliki keteraturan yang sangat tinggi.

Sikap Umum Media & Pemerintah Jepang

Gempa dan tsunami ini merupakan gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Dan tentu saja kepanikan tidak bisa disembunyikan dari seluruh wajah warga Jepang. Ribuan orang galau hatinya, ada yang menangis serta tak tahu harus berbuat apa. Dan bila kita berkaca pada kejadian di tanah air kita (Indonesia) sepertinya sesuau hal yang wajar bila kemudian TV-TV dan media kita memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini di Jepang? dari hari pertama bencana, TV-TV di sana tak satupun memperdengarkan lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun mereka. Terus tentang pengumuman tentang rekening dompet bencana alam-pun ternyata tak satupun TV yang memuatnya. Apalagi kemunculan video klip tangisan anak negeri yang biasanya kalau di Indonesia biasa diputar berulang-ulang setiap hari. Ternyata di Jepang, ketiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana dan video klip tangisan anak negeri) sama sekali tidak muncul dan disiarkan, apalagi diputar berulang-ulang.

Yang ada di TV-TV Jepang justeru adalah hal-hal seperti dibawah ini :

1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada

2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah Tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)

3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana

4. Tips-tips menghadapi bencana alam

5. Nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam

6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana

7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)

8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati

9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati :*ada yang nyari istrinya, belum ketemu-ketemu, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)

bahu membahu:
ngantri dengan damai:
berbeda dengan ini:
tetap antri:
berbeda dengan ini:
anak anak turun kejalan buat ini gan:
bukan seperti ini:
bukan kerjanya gini:
mereka antri nelpon:
ini :
tetap aja antri:
salut ane
barang supermarket di bawa klwr semua:
buat dijual dengan harga sangat murah gan ke masyarakat:

MAKNA KEGAGALAN BAGI BEBERAPA ORANG

Januari 6, 2012
MAKNA KEGAGALAN BAGI BEBERAPA ORANG

Kesuksesan dan kegagalan bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa terpisahkan. Semua orang ingin sukses, namun sayangnya tidak semua orang berani membayar harganya dengan kegagalan.

Kita semua pernah gagal dalam hidup ini. Namun apa maknanya? Perbedaan utama antara orang yang benar-benar sukses dan gagal adalah sikap mereka menghadapi kegagalannya. Bagaimana sebenarnya sikap kita menghadapi kegagalan?

 
1. John F. Kennedy

“Hanya mereka yang berani gagal dapat meraih keberhasilan.”

2. Orison Swett Marden

“Keberhasilan tidak diukur dengan apa yang anda raih, namun kegagalan yang telah anda hadapi, dan keberanian yang membuat anda tetap berjuang melawan rintangan yang datang bertubi-tubi.”

3. Confisius

“Kebanggan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali ketika kita jatuh.”

4. Thomas Alva Edison

“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah.”

5. W.A. Nance

“Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab. Yakni, orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir.”

6. Winston Churchill

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat.”

7. General Colin Powell

“Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.”

8. John Charles Salak

“Orang-orang yang gagal dibagi menjadi dua, yaitu mereka yang berpikir gagal padahal tidak pernah melakukannya, dan mereka yang melakukan kegagalan dan tak pernah memikirkannya.”

9. Denis Waitley

“Kegagalan adalah sesuatu yang bisa kita hindari dengan; tidak mengatakan apa-apa, tidak melakukan apa-apa dan tidak menjadi apa-apa.”

10. Henry Ford

“Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untk memulai lagi dengan lebih cerdik.”

 

11. Michael Jordan

 

I’ve missed more than 9000 shots in my career. I’ve lost almost 300 games. 26 times, I’ve been trusted to take the game winning shot and missed. I’ve failed over and over and over again in my life. And that is why I succeed. Ini makna kegagalan nya Michael Jordan ..

Artinya :

Aku sudah gagal melakukan 9000 tembakan dan kalah di hapir 300 pertandingan. 26 kali aku dipercaya untuk mengambil tembakan yang menentukan tapi aku gagal. Aku gagal lagi dan lagi. Dan karena itu aku sukses.

Legenda Penuh Inspirasi dari Jepang

Januari 4, 2012

Ini kisah legendaris dari Jepang. Yagyu Matajuro adalah putra seorang ahli pedang yang terkenal. Keluarganya mendorong Matajuro untuk belajar seni bela diri. Namun karena dipandang tidak mampu mengembangkan potensi terbaiknya, Matajuro diusir ayahnya. Merasa tersinggung dan marah, Matajuro pergi mencari seorang ahli pedang yang bersedia melatihnya hingga jadi ahli pedang terbaik. Ia ingin membuktikan pada ayahnya bahwa keputusannya itu salah besar. Maka, pergilah ia ke Gunung Fuhra dan di sana berjumpa dengan ahli pedang terkenal bernama Banzo. Tapi ternyata, Banzo malah membenarkan pendapat ayah Matajuro. “Kau ingin belajar ilmu pedang padaku?” tanya Banzo. “Kau tak mungkin bisa.” “Tapi kalau saya bekerja keras, berapa lama saya bisa menguasainya?” desak Matajuro. “Seumur hidupmu,” jawab Banzo. “Lama sekali,” kata Matajuro. “Saya bersedia menjalani semua penderitaan asalkan Guru mau melatih saya. Jika saya menjadi pelayan setia Guru, berapa lama saya bisa menguasainya?” “Mungkin sepuluh tahun,” kata Banzo. Matajuro melanjutkan, “Bagaimana kalau saya bekerja dengan sangat giat?” Banzo menjawab, “Oh, mungkin 30 tahun.” “Saya sungguh tak mengerti, pertama Guru berkata 10 dan sekarang 30 tahun. Saya akan menjalani semua rintangan untuk menguasai ilmu pedang dalam waktu sesingkat mungkin!” “Kalau begitu, kau harus tinggal bersamaku selama 70 tahun. Orang yang terlalu terburu-buru tidak akan pernah berhasil. Jika kau ingin hasil yang instan, kau tidak akan belajar dengan maksimal,” kata Banzo. “Baiklah,” jawab Matajuro, yang paham dirinya sedang ditegur karena ketidaksabarannya, “saya setuju.” Mulai saat itulah, Matajuro berguru pada Banzo. Namun, yang dikerjakan Matajuro bukannya berlatih ilmu pedang. Bahkan, ia dilarang memegang pedang. Kegiatan sehari-harinya justru membuatkan makanan untuk sang guru, membersihkan piring kotor, merapikan kasurnya, membersihkan halaman, merawat kebun, dan semua pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan pedang. Tiga tahun pun berlalu. Matajuro masih saja melakukan pekerjaan yang sama. Ia merasa sedih dan pasrah. Keinginannya untuk menjadi ahli pedang sepertinya harus ditinggalkan. Namun, suatu hari Banzo menyelinap di belakang Matajuro dan memberinya pukulan keras dengan sebilah pedang kayu. Pada hari berikutnya, ketika Matajuro sedang menanak nasi, sekali lagi Banzo menyerangnya secara tiba-tiba. Sejak saat itu, siang dan malam, Matajuro harus selalu waspada untuk melindungi dirinya dari serangan tiba-tiba sang guru. Matajuro belajar sangat cepat, sehingga sang guru merasa puas. Meskipun tidak pernah menerima pelajaran resmi atau bahkan memegang senjata, Matajuro telah berhasil mencapai tingkat tertinggi dari ilmu seno bela diri. Sejak saat itu, Matajuro menjadi ahli pedang nomor satu. Jika kita menyimak baik-baik kisah Matajuro ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa ternyata semua pekerjaan kasar yang dilakukan Matajuro selama tiga tahun itu bertujuan untuk mempersiapkan dirinya guna menerima pelajaran sesungguhnya dari sang guru. Andaikan Matajuro tidak tabah dan sabar dalam menjalani proses, mungkin saat ini ia tidak akan dikenang sebagai ahli pedang nomor satu. Begitu pun dengan kita. Mencapai impian pasti membutuhkan sebuah proses yang terkadang sulit dan menyakitkan. Tapi di balik itu semua, kita sesungguhnya sedang dilatih untuk menjadi orang yang kuat dan tegar. Proses itulah yang sebenarnya membuat kita berkembang dan menjadi sosok yang lebih hebat dari sebelumnya.