Arsip untuk Juni 2011

PENAMPILAN

Juni 14, 2011

 Jika anda mengenal seorang wanita yang sedang hamil, dan telah mempunyai 8 orang anak, tiga diantaranya tuli, dua buta, satu mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah anda akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya?

Jika anda menjawab ya, maka anda baru saja membunuh salah satu komponis masyhur dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig van beethoven.

Sekarang adalah saatnya memilih pemimpin dunia dan keputusan anda berpengaruh besar terhadap siapa yang akan menjadi pemenang. Berikut adalah fakta mengenai ketiga calon tersebut.

Calon A: dihubung-hubungkan dengan politisi jahat dan sering berkonsultasi dengan astrologis, punya dua istri muda, dia juga seorang perokok berat dan 8 – 10 botol martini setiap hari.

Calon B: dipecat dua kali dari kantor dan selalu bangun sore hari, pernah memakai narkoba waktu kuliah dan minum wiski setiap sore hari.

Calon C: dianggap sebagai pahlawan perang, vegetarian, tidak merokok, hanya sesekali minum bir, tidak pernah berselingkuh diluar perkawinannya.

Siapa diantara ketiga orang ini yang akan anda pilih? Mungkin anda tidak akan pernah menduga, siapa sebenarnya calon-calon ini:

Calon A adalah Franklin D Roosevelt
Calon B adalah Winston Churchill
Calon C adalah Adolf Hitler

Sekali lagi sejarah mengajarkan untuk tidak melihat dan menilai seseorang dari penampilan.

Setelah Menunggu 30 Tahun

Juni 10, 2011

Bagi yang tidak percaya dengan keabadian cinta, sebaiknya mendengar cerita ini. Desember lalu, setelah menunggu selama 30 tahun, sepasang kekasih dari Korea Utara dan Vietnam akhirnya bersatu dalam pernikahan. Tiga dasawarsa bukanlah waktu yang pendek, tapi mereka berhasil menjaga kesucian cinta mereka dari seberang lautan.

Kisah cinta ini bermula saat seorang mahasiswa kimia asal Vietnam pergi ke Korea Utara pada 1971 untuk belajar. Mahasiswa muda itu, Pham Ngoc Canh, jatuh cinta pada pandangan pertama pada seorang wanita yang sekilas dilihatnya melewati pintu laboratorium di Hamhung, tak jauh dari Pyongyang. Pham pun nekat menemui Ri Young-Hui. Mereka lalu bertukar hadiah, Pham memberi foto dan Ri memberikan alamat yang ditulis di sobekan kertas. Mereka bertemu diam-diam dan berpisah diam-diam. Pham memberitahu ibu Ri agar memaksa putrinya menikah dengan pria lain saja karena mereka berdua tidak mungkin dipertemukan. Rezim Korea Utara melarang warganya berhubungan dengan orang asing, meski dari negara komunis seperti Vietnam. Ri menolak saran Pham dan ibunya untuk menikah dengan pria lain. Bahkan ketika Pham pulang ke Hanoi karena tugas belajarnya selesai, Ri berusaha bunuh diri. Pham pun akhirnya bertekad untuk memperjuangkan cinta mereka. Dibantu oleh ibu Ri, kedua kekasih ini menjalin hubungan hanya lewat surat selama 20 tahun tanpa pernah bertemu sekalipun. Surat terakhir diterimanya pada 1992.

Mengetahui Ri tak mungkin memperjuangkan persatuan mereka kembali, Pham pun mengambil inisiatif untuk selalu mengusahakan pertemuan mereka kembali. Sebagai seorang penerjemah tim olahraga nasional, Pham beberapa kali mengunjungi Korea Utara. Kesempatan ini selalu digunakannya untuk menghubungi Ri. Namun, usahanya selalu gagal. Orang-orang di Korea Utara selalu mengatakan, Ri telah menikah atau meninggal, tapi Pham lebih percaya kesejatian cinta Ri ketimbang omongan orang-orang. Ia menolak untuk percaya telah kehilangan kekasihnya. Pham juga pernah berusaha melunakkan kakunya birokrasi dengan membawa 40 surat cinta dalam bahasa Korea yang dikumpulkannya selama 20 tahun itu ke Kedutaan Besar Korea Utara di Hanoi. Ia berharap mereka mau membantu. Namun usaha ini, seperti perjuangan sebelumnya, menemui ketidakpastian.

Tahun-tahun terus berlalu dan rambut mereka sudah mulai beruban, namun cinta mereka tak juga pupus. Tahun lalu, Pham melakukan usaha terakhirnya saat ia mendengar delegasi politik Vietnam berkunjung ke Pyongyang. Ia kemudian menulis surat kepada Presiden dan Menteri Luar Negeri Vietnam. Usahanya kali ini tak sia-sia. Beberapa bulan kemudian, ia mendapat jawaban yang ditunggunya selama 30 tahun: pemerintah Korea Utara mengizinkannya untuk menikahi Ri Young Hui. September lalu, pasangan yang telah berusia 50 tahunan itu bertemu kembali. Mereka pun sepakat untuk tidak menunda-nunda lagi pernikahan yang sudah lama dinantikan itu. Desember lalu, di Hanoi, keduanya menikah dengan dihadiri 700 tamu yang datang dengan mata berkaca- kaca.

Sumber: Koran Tempo – Sabtu, 18 January 2003

Indonesia Power Sudah Rekrut Ahli Nuklir Untuk PLTN Sejak Lama

Juni 9, 2011

source : http://www.batan.go.id/view_news.php?id_berita=1347&db_tbl=Berita

Serpong (08/06/11); Indonesia Power sudah lama menyiapkan diri seandainya di Indonesia jadi dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), seperti merekrut lulusan terbaik teknik nuklir dari Universitas Gajah Mada (UGM) sejak tahun 1993. Demikian disampaikan salah seorang kepala divisi Indonesia Power Budi S. saat berkunjung ke Reaktor Serba Guna GA. Siwabessy (RSG-GAS) di Kawasan Nuklir Serpong.

 

Sebanyak 60 orang yang terdiri dari enginer, supervisor, dan manager dari seluruh unit pembangkit listrik Jawa Madura dan Bali seperti Suralaya, Tanjung Jati dan PLTA Saguling yang dimiliki oleh Indonesia Power berkunjung ke RSG-GAS Rabu (08/06/2011). Kunjungan ini terkait dengan rencana pembangunan PLTN di Indonesia. Indonesia Power sendiri bisa saja menjadi pemilik PLTN karena menurut UU No.10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran disebutkan bahwa pemilik PLTN nantinya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta atau koperasi.

Deputi Bidang Pendayagunaan Hasil Litbang dan Pemasyarakatan Iptek Nuklir (PHLPN) Taswanda Taryo saat menerima kunjungan mengungkapkan berbagai aplikasi iptek nuklir baik di bidang energi maupun non energi, termasuk hasil-hasil litbang BATAN yang sudah teruji seperti di bidang pertanian, peternakan, kesehatan dan SDAL. Terkait dengan rencana pembangunan PLTN ia mengungkapkan saat ini Indonesia sudah melalui persiapan Tahap I untuk memasuki tahap II. Taswanda juga menyinggung hasil jajak pendapat masyarakat Jawa Bali tahun 2010 yang menyatakan 59,7% menerima PLTN

Sementara itu Kepala Biro Kerjasama Hukum dan Humas (BKHH) Ferhat Aziz menjawab pertanyaan audiens, bila Indonesia jadi membangun PLTN maka hanya akan membangun PLTN yang sudah teruji dari generasi III atau III+, seperti yang diproduksi oleh Areva dan Westinghouse. “BATAN sendiri sudah menyiapkan segala sesuatu terkait dengan rencana pembangunan PLTN, ibarat balap mobil sudah isi bensin dan lain-lain tinggal menunggu bendera start dikibarkan” demikian menurutnya.

Indonesia Power sendiri adalah salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero) yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995 dengan nama PT PLN Pembangkitan Jawa Bali I. Sejak 3 Oktober 2000 berganti nama menjadi Indonesia Power sebagai penegasan atas tujuan perusahaan yang menjadi perusahaan pembangkitan tenaga listrik independen yang berorientasi bisnis murni. Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik terbesar di Indonesia, mengelola 127 mesin pembangkit dengan total kapasitas terpasang sekitar 8.888 MW dan memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan yang tersebar di berbagai lokasi di Pulau Jawa dan Bali, serta satu Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. (eph/siddiq/arial)

 

Menjadi Manusia Serba Bisa

Juni 9, 2011

Melihat keadaan dunia yang seperti sekarang ini, kita dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensi di bidang apa pun yang kita tekuni. Persaingan semakin tajam dan kita tentu tidak mau tersingkir dari arena karena kalah amunisi dalam bersaing.

Sekarang kita dihadapkan dengan keadaan yang berubah dengan kecepatan tinggi. Kita dituntut untuk menjadi manusia yang serba bisa. Kalau tidak, maka hidup akan keras kepada kita. Kita harus memiliki segudang kebisaan:

– Bisa hidup senang, bisa hidup susah.
– Bisa hidup di desa, bisa hidup di kota.
– Bisa makan enak, bisa puasa.
– Bisa menerima, bisa memberi.
– Bisa mengasihi, bisa menyayangi.
– Bisa membaca, bisa menulis.
– Bisa melihat peluang, bisa memanfaatkan peluang, bisa menciptakan peluang.
– Bisa mempertahankan budaya tradisional, bisa menguasai dan memanfaatkan teknologi canggih.
– Bisa membeli, bisa menjual.
– Bisa diajar, bisa mengajar.
– Bisa menikmati hasil karya orang lain, bisa menciptakan karya untuk orang lain.
– Bisa mendengar, bisa mengemukakan pendapat.
– Bisa berbuat, bisa bertanggung jawab.
– Bisa gagal, bisa bangkit, bisa sukses.
– Bisa berempati, bisa membantu orang lain.
– Bisa menghadapi masalah, bisa menemukan solusi.
– Bisa istirahat, bisa bekerja keras.
– Bisa bahagia di dunia, bisa bahagia di akhirat.

Semakin banyak yang kita bisa, maka semakin terbuka lebar peluang keberhasilan kita raih. Kita tidak bingung lagi karena kita telah cukup bekal dan ‘persenjataan’ untuk terjun ke ‘medan tempur’. Kita tidak akan pernah menyerah karena kita memilih mati terbunuh atau menang.

Masa depan kita semakin menantang. Kadang kita menghadapi ketidakpastian. Kita harus berani mengambil risiko dari keputusan yang kita pilih.Dunia kerja, dunia usaha, dunia pemasaran, dunia politik, dunia pendidikan, dan dunia-dunia yang lain semakin membutuhkan manusia-manusia yang kompeten. Kalau kita tidak bisa apa-apa, maka kita akan tersingkir oleh yang lebih bisa. Keahlian teknis kini semakin penting. Demikian juga dengan kemampuan memimpin dan bekerja dalam tim. Yang tak kalah penting lagi kemampuan kita untuk me-manage waktu, pikiran, dan juga uang. Semua itu menuntut kita untuk “bisa”.

Ada saja manfaat yang dapat kita peroleh dengan “kebisaan” kita. Semakin banyak hal yang kita bisa, semakin luas dunia yang bisa kita masuki. Peluang pun semakin banyak terlihat. Dan pada akhirnya semakin besar kemungkinan kita untuk meraih kesuksesan.

Bukankah kita dilahirkan untuk menang? Jika kita sudah menjadi pribadi yang tangguh, kesulitan apa pun tidak akan membuat kita menyerah!

 

 

Antara Mimpi dan Realita..

Juni 8, 2011

Dua hal yang sangat berbeda namun keduanya bukan merupakan hal yang terpisahkan..
Mungkin seseorang berpikir bahwa mimpi itu hanyalah suatu khayalan di dalam diri..
Dan sebuah fantasi yang menyenangkan bagi pikirannya..

Namun mimpi adalah awal dari suatu keinginan yang pasti..
Yang dapat merubah hidupmu untuk selamanya..
Tanpa mimpi..kau tidak akan mempunyai keinginan untuk merubah keadaan..
Tanpa mimpi..kau tidak akan mempunyai tujuan yang pasti di dalam hidupmu..

Mimpi adalah keinginanmu yang terpendam..
Mimpi adalah awal dari keinginanmu untuk bertindak..
Mimpi adalah suatu hal yang mampu untuk merubah keadaan..
Dan satu hal yang pasti..
Mimpimu dapat menjelma menjadi realita…

Namun untuk merubah mimpimu menjadi realita..
Ada jembatan yang harus kau lalui..
Jembatan itu adalah kemauan keras dari dirimu..
Kemauan keras yang tidak akan goyah..
Sekeras apapun angin bertiup dan badai menghadang..
Sederas apapun hujan yang tercurah dari langit..
Dan sekuat apapun gelombang pasang yang menghadang..
Semua itu tidak akan menggoyahkanmu..
Apabila kau mau untuk melewati jembatan itu..

Untuk merubah mimpimu menjadi realita..
Kau harus membayar harganya..
Kau harus berani untuk bertindak..
Dan kau harus siap tercabik-cabik dari duniamu yang selama ini kau nikmati..

Mungkin kau berpikir..
Hanya dengan sedikit tindakan dan keinginan di mulutmu..
Kau sanggup mewujudkan mimpimu..
Namun sesungguhnya hal itu adalah suatu kesalahan..
Karena tanpa melewati jembatan dan membayar harganya..
Kau tak akan mampu mengubah mimpimu menjadi realita..

Jika kau hanya berkata di mulutmu..
Namun kau tidak berani untuk bertindak dan membayar harganya..
Ketahuilah..
Mimpimu akan tetap menjadi harapan kosong..
Dan jalanmu akan tetap hampa untuk selamanya..
Karena jembatan yang harus kau lalui..
Dan harga yang harus kau bayar..
Adalah penghubung antara mimpi dan realita yang ada..
Yang sanggup untuk merubah segalanya..
Dan sanggup menjadikanmu menjadi pribadi yang lebih kuat..

Jembatan penghubung yang adalah kemauan keras dari dirimu..
Adalah hal yang harus kau lalui..
Dan tidak dapat kau hindari..
Memang untuk melewati jembatan itu..
Pastilah kau akan membayar harga yang mahal di dalam hidupmu..

Namun ketahuilah..
Ketika kau mau untuk melewati jembatan itu dengan sungguh-sungguh tanpa mengeluh..
Kau siap untuk merubah mimpimu menjadi realita yang akan mengubah hidupmu untuk selamanya..

 

 

Tuhan Menyertai Kita

Juni 7, 2011

Ada sebuah suku pada bangsa Indian yang memiliki cara yang unik untuk mendewasakan anak laki-laki dari suku mereka. Jika seorang anak laki-laki tersebut dianggap sudah cukup umur untuk di dewasakan, maka anak laki-laki tersebut akan di bawa pergi oleh seorang pria dewasa yang bukan sanak saudaranya, dengan mata tertutup. Anak laki-laki tersebut di bawa jauh menuju hutan yang paling dalam.

Ketika hari sudah menjadi sangat gelap, tutup mata anak tersebut akan di buka, dan orang yang menghantarnya akan meninggalkannya sendirian. Ia akan dinyatakan lulus dan diterima sebagai pria dewasa dalam suku tersebut jika, ia tidak berteriak atau menangis hingga malam berlalu.

Malam begitu pekat, bahkan sang anak itu tidak dapat meilhat telapak tangannya sendiri, begitu gelap dan ia begitu ketakutan. Hutan tersebut mengeluarkan suara-suara yang begitu menyeramkan, auman serigala, bunyi dahan bergemerisik, dan ia semakin ketakutan, tetapi ia harus diam, ia tidak boleh berteriak atau menagis, ia harus berusaha agar ia lulus dalam ujian tersebut. Satu detik bagaikan berjam-jam, satu jam bagaikan bertahun-tahun, ia tidak dapat melelapkan matanya sedetikpun, keringat ketakutan mnegucur deras dari tubuhnya.

*) Ketika anak itu sudah berada di dalam hutan, di dalam kegelapan malam ia merasa gelisah. Kemudian dia melihat sesuatu bergerak, dan mulai timbullah rasa takut pada dirinya. Dia mencoba melihat dalam keremangan malam, dan dia tahu di depannya ternyata ada seekor binatang buas. Dengan sedikit keberanian yang ada, dia memegang busurnya dan kemudian mencoba melepaskan anak panahnya ke arah binatang itu. Tepat sasaran, binatang itu mengerang dan kemudian rebah mati. Anak itu begitu bersuka cita. Anak panahnya mengenai binatang dan membunuh binatang itu. Akhirnya si anak mendekatinya dan dia lihat ternyata ada anak panah lain yang mengenai binatang itu, dan anak panah lain inilah yang sebetulnya membuat binatang itu mati. Dia cabut, dia lihat, dan dengan segera dia tahu bahwa itu adalah anak panah milih ayahnya. Di dalam kegelapan itu dia tidak mengetahui keberadaan ayahnya, namun dengan jelas dia tahu ayahnya ada melalui tindakan itu.

Cahaya pagi mulai tampak sedikit, ia begitu gembira, ia meilhat sekelilingnya, dan kemudian ia menjadi begitu kaget, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya berdiri tidak jauh dibelakang dirinya, dengan posisi siap menembakan anak panah, dengan golok terselip dipinggang, menjagai anaknya sepanjang malam, jikalau ada ular atau binatang buas lainnya, maka ia dengan segera akan melepaskan anak panahnya, sebelum binatang buas itu mendekati anaknya. sambil berdoa agar anaknya tidak berteriak atau menangis.

Dalam mengarungi kehidupan ini, sepertinya Tuhan “begitu kejam” melepaskan anak-anakNYa kedalam dunia yang jahat ini. Terkadang kita tidak dapat melihat penyertaanNya, namun satu hal yang pasti Ia setia, Ia mengasihi kita, dan Ia selalu berjaga-jaga bagi kita seperti yang terdapat dalam Mazmur 23: 4 “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. ”

God is Too wise to be mistaken.
God is too good to be unkind
So, When you don’t understand And
When you can’t see His plan And
When you can’t trace His hand
TRUST HIS HEART

“The LORD bless you and keep you;
the LORD make his face shine upon you
and be gracious to you;
the LORD turn his face toward you
and give you peace.”

Malaikat Di Rumahmu

Juni 7, 2011

Suatu hari ada seorang bayi yang akan dilahirkan ke dunia. Sang bayi bertanya kepada Tuhan, “Para malaikat mengatakan bahwa besok Engkau akan mengirimku ke dunia, tapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah?” Tuhan menjawab “Saya telah memilih satu malaikat untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.” Sang bayi berkata “Tapi disini….., di Surga…., yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia.”Tuhan menjawab lagi ”

Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih bahagia.” Sang bayi bertanya lagi “Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang berbicara kepadaku, saya tidak mengerti bahasa mereka?” Tuhan menjawab “Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian dia akan mengajarkan bagaimana kamu berbicara.” “Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi saya?””Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal itu mengancam jiwanya.” “Pasti saya akan merasa sedih karena tidak melihatMU lagi.”

“Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan kepadamu bagaimana agar kau bisa kembali kepadaKu, walapun sesungguhnya Aku selalu berada disisimu.”Saat itu Surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan kepada Tuhan, “Tuhan… jika saya harus berangkat sekarang, bisakah Engkau memberi tahu aku nama malaikat tersebut?” Jawab Tuhan “Kamu akan memanggil malaikatmu….Ibu…”

Small Things with Great Love

Juni 1, 2011

Kita mungkin tidak bisa melakukan hal besar, Tapi kita bisa melakukan hal kecil dengan Cinta yang Besar. ( Da Ai )

Inilah cerita dari ibu Teresa sebelum kematiannya :
” Kalau saya memungut seseorang yang lapar dari jalan, saya beri
dia sepiring nasi, sepotong roti. Tetapi seseorang yang hatinya
tertutup, yang merasa tidak dibutuhkan, tidak dikasihi, dalam
ketakutan, seseorang yang telah dibuang dari masyarakat – kemiskinan
spiritual seperti itu jauh lebih sulit untuk diatasi.”

Mereka yang miskin secara materi bisa menjadi orang yang indah.
Pada suatu petang kami pergi keluar, dan memungut empat orang dari
jalan dan salah satu dari mereka ada dalam kondisi yang sangat buruk.
Saya memberitahu para suster : “Kalian merawat yang tiga; saya akan
merawat orang itu yang kelihatan paling buruk.”

Maka saya melakukan untuk dia segala sesuatu yang dapat dilakukan,
dengan kasih tentunya. Saya taruh dia di tempat tidur dan ia memegang
tangan saya sementara ia hanya mengatakan satu kata : ” Terima kasih “,
lalu ia meninggal.

Saya tidak bisa tidak, harus memeriksa hati nurani saya sendiri.
Dan saya bertanya : ” Apa yang akan saya katakan, seandainya saya
menjadi dia ?” dan jawaban saya sederhana sekali. Saya mungkin berusaha
mencari sedikit perhatian untuk diriku sendiri. Mungkin saya berkata :
” Saya lapar, saya hampir mati, saya kedinginan, saya kesakitan, atau
lainnya”.

Tetapi ia memberi saya jauh lebih banyak, ia memberi saya
ucapan syukur atas dasar kasih. Dan ia meninggal dengan senyum di wajahnya.
Lalu ada seorang laki -laki yang kami pungut dari selokan, sebagian
badannya sudah dimakan ulat, dan setelah kami bawa dia ke rumah
perawatan ia hanya berkata : “Saya telah hidup seperti hewan di jalan,
tetapi saya akan mati seperti malaikat, dikasihi dan dipedulikan.”
Lalu, setelah kami selesai membuang semua ulat dari tubuhnya, yang
ia katakan dengan senyum ialah : ” Ibu, saya akan pulang kepada Tuhan”
lalu ia meninggal.

Begitu indah melihat orang yang dengan jiwa besar tidak mempersalahkan
siapapun, tidak membandingkan dirinya dengan orang lain.
Seperti malaikat, inilah jiwa yang besar dari orang-orang yang kaya
secara rohani sedangkan miskin secara materi.

* Hidup adalah kesempatan, gunakan itu.
* Hidup adalah keindahan, kagumi itu.
* Hidup adalah mimpi, wujudkan itu.
* Hidup adalah tantangan, hadapi itu.
* Hidup adalah kewajiban, penuhi itu.
* Hidup adalah mahal, jaga itu.
* Hidup adalah kekayaan, simpan itu.
* Hidup adalah kasih, nikmati itu.
* Hidup adalah janji, genapi itu.
* Hidup adalah kesusahan, atasi itu.
* Hidup adalah nyanyian, nyanyikan itu.
* Hidup adalah perjuangan, perjuangkanlah itu
* Hidup adalah tragedi, hadapi itu.
* Hidup adalah petualangan, lewati itu.
* Hidup adalah keberuntungan, laksanakan itu.
* Hidup adalah terlalu berharga, jangan rusakkan itu.
* Hidup adalah hidup, berjuanglah untuk itu.

” We can do no great things, only small things with great love. ”
Mother Teresa