Arsip untuk Februari 22nd, 2010

22 Februari 2010

Februari 22, 2010

Tanggal: Senin, 22 Februari 2010
Bacaan : 1Tesalonika 2:1-6
Setahun: Bilangan 4-6; Markus 4:1-20
Nats:  … maka kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk  menyenangkan Allah yang menguji hati kita (1Tesalonika 1:4)
Judul:
MENYENANGKAN TUHAN

Ada cerita tentang seorang bapak dengan anak laki-laki dan keledainya. Mereka menuntun keledainya hendak ke pasar. Sang bapak berjalan di samping, sedang anaknya duduk di atas keledai. Beberapa orang yang melihat berkata, “Anak itu tidak memiliki rasa hormat kepada orangtua, masak bapaknya berjalan, dianya sendiri naik keledai?” Tidak enak mendengar kata-kata itu, sang bapak gantian duduk di atas keledai, dan anaknya berjalan. Orang-orang yang melihat berkata pula, “Kok tega sekali orangtua itu, enak-enak duduk di atas keledai sedang anaknya dibiarkan berjalan?” Mendengar itu, sang bapak meminta anaknya duduk di atas keledai bersamanya. Namun, orang-orang yang melihat berkata, “Kejam sekali, masak keledai tua begitu ditunggangi dua orang?” Bapak dan anak itu pun turun dari keledai dan berjalan beriringan. Ternyata omongan orang-orang tidak berhenti sampai di situ. Beberapa orang yang melihat mereka berkata pula, “Dasar bodoh, punya keledai kok tidak ditunggangi?”

Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Apabila kita berusaha menyenangkan semua orang, seperti bapak-anak dalam cerita di atas, kita akan “capek” dan “bingung” sendiri. Panggilan kita hidup di dunia ini bukanlah untuk menyenangkan hati manusia, tetapi menyenangkan hati Tuhan. Karena itu, standar atau ukuran atas sikap dan perilaku kita adalah Tuhan sendiri; apakah sikap dan tindakan kita menyenangkan Tuhan. Seperti kata Rasul Paulus, “Maka kami berbicara, bukan untuk menyenangkan manusia, melainkan untuk menyenangkan Allah yang menguji hati kita” (ayat  4) –AYA

PANGGILAN HIDUP KITA
ADALAH MENYENANGKAN TUHAN

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-02-22
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/02/22/

Ayat Alkitab:              http://alkitab.sabda.org/?1Tesalonika+2:1-6

1Tesalonika 2:1-6

1. Kamu sendiripun memang tahu, saudara-saudara, bahwa
kedatangan kami di antaramu tidaklah sia-sia.
2  Tetapi sungguhpun kami sebelumnya, seperti kamu tahu, telah
dianiaya dan dihina di Filipi, namun dengan pertolongan Allah
kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah
kepada kamu dalam perjuangan yang berat.
3  Sebab nasihat kami tidak lahir dari kesesatan atau dari
maksud yang tidak murni dan juga tidak disertai tipu daya.
4  Sebaliknya, karena Allah telah menganggap kami layak untuk
mempercayakan Injil kepada kami, karena itulah kami berbicara,
bukan untuk menyukakan manusia, melainkan untuk menyukakan Allah
yang menguji hati kita.
5  Karena kami tidak pernah bermulut manis–hal itu kamu
ketahui–dan tidak pernah mempunyai maksud loba yang
tersembunyi–Allah adalah saksi–
6  juga tidak pernah kami mencari pujian dari manusia, baik dari
kamu, maupun dari orang-orang lain, sekalipun kami dapat berbuat
demikian sebagai rasul-rasul Kristus.

21 Februari 2010

Februari 22, 2010

Tanggal: Minggu, 21 Februari 2010
Bacaan : Keluaran 4:1-17
Setahun: Bilangan 1-3; Markus 3
Nats: Lalu kata Musa kepada Tuhan: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah” (Keluaran 4:10)
Judul:
PEMERIKSAAN DALIH

Ani, seorang koordinator Sekolah Minggu, kewalahan mencari tambahan guru. Ketika ia meminta anggota jemaat untuk membantu, ada-ada saja dalih mereka — merasa tidak punya bakat; tidak punya waktu; tidak bisa sabar menghadapi anak-anak. Seribu satu macam dalih bisa dikemukakan, walau mungkin itu bukan alasan yang sungguh-sungguh dihadapi. Yang jelas, dengan memberi alasan maka mereka bebas dari kejaran tugas itu.

Tampaknya kebanyakan orang memang jago mencari dalih untuk menghindari suatu tugas. Musa pun berdalih ketika diminta Tuhan untuk menjadi agen pembebasan bagi kaum Israel yang tertindas. Dalih pertamanya, orang Israel mungkin tidak akan percaya jika Musa mengatakan Tuhan telah menampakkan diri kepadanya (ayat 1). Begitu dalih pertama dijawab Tuhan (ayat 8), Musa mengajukan dalih kedua, yakni bahwa ia tidak pintar berbicara (ayat 10). Begitu dalih kedua dijawab (ayat 11), Musa kembali mengajukan keberatan. Kali ini tak ada dalih, kecuali keengganan (ayat 13). Tuhan tak suka. Namun, Tuhan mengerti bahwa karena kelemahannya, Musa perlu diperlengkapi.
Kepercayaan diri Musa perlu diteguhkan. Karena itu, Tuhan memberikan Harun sebagai penyambung lidah Musa, dan memberikan tongkat untuk dipakai melakukan mukjizat (ayat 14-17).

Dalam menanggapi suatu tugas, dalih apa pun yang kita berikan kepada Tuhan akan diperiksa kebenarannya. Dan, jika memang dalih itu benar, Tuhan akan memperlengkapi dan meneguhkan kita. Jadi, jujurlah dan beranilah melangkah bersama dengan Tuhan. Dia yang memanggil kita, Dia pula yang akan memperlengkapi kita untuk menggenapi panggilan tersebut –DKL

JANGAN SEMBARANG BERDALIH UNTUK MENGELAK DARI TUGAS
TUHAN MENGETAHUI APA YANG SESUNGGUHNYA ANDA PERLUKAN

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-02-21
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/02/21/

Ayat Alkitab:                http://alkitab.sabda.org/?Keluaran+4:1-17

Keluaran 4:1-17

1. Lalu sahut Musa: “Bagaimana jika mereka tidak percaya
kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata:
TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?”
2  TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang di tanganmu itu?”
Jawab Musa: “Tongkat.”
3  Firman TUHAN: “Lemparkanlah itu ke tanah.” Dan ketika
dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga
Musa lari meninggalkannya.
4  Tetapi firman TUHAN kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu dan
peganglah ekornya” –Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya
ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya
5  –“supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang
mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah
menampakkan diri kepadamu.”
6  Lagi firman TUHAN kepadanya: “Masukkanlah tanganmu ke dalam
bajumu.” Dimasukkannya tangannya ke dalam bajunya, dan setelah
ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putih seperti
salju.
7  Sesudah itu firman-Nya: “Masukkanlah tanganmu kembali ke
dalam bajumu.” Musa memasukkan tangannya kembali ke dalam bajunya
dan setelah ditariknya ke luar, maka tangan itu pulih kembali
seperti seluruh badannya.
8  “Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan
tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda
mujizat yang kedua.
9  Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat
ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus
mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang
kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah
yang kering itu.”
10. Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak
pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada
hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
11  Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: “Siapakah yang membuat
lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli,
membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN?
12  Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan
mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan.”
13  Tetapi Musa berkata: “Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja
yang patut Kauutus.”
14  Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Musa dan Ia berfirman:
“Bukankah di situ Harun, orang Lewi itu, kakakmu? Aku tahu, bahwa
ia pandai bicara; lagipula ia telah berangkat menjumpai engkau,
dan apabila ia melihat engkau, ia akan bersukacita dalam hatinya.
15  Maka engkau harus berbicara kepadanya dan menaruh perkataan
itu ke dalam mulutnya; Aku akan menyertai lidahmu dan lidahnya
dan mengajarkan kepada kamu apa yang harus kamu lakukan.
16  Ia harus berbicara bagimu kepada bangsa itu, dengan demikian
ia akan menjadi penyambung lidahmu dan engkau akan menjadi
seperti Allah baginya.
17  Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai
untuk membuat tanda-tanda mujizat.”

20 Februari 2010

Februari 22, 2010

Tanggal: Sabtu, 20 Februari 2010
Bacaan : 2Korintus 7:2-7
Setahun: Imamat 26-27; Markus 2
Nats: Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang rendah hati, telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus (2Korintus 7:6)
Judul:
KEHADIRAN YANG MENGHIBUR

Pernahkah Anda merasa sangat gembira karena kehadiran seseorang? Saya pernah. Tepatnya ketika saya masih kanak-kanak. Waktu itu saya sudah beberapa hari merasa lesu tanpa sebab yang jelas. Suatu malam, seorang saudara sepupu yang juga adalah teman bermain saya, datang ke rumah. Tiba-tiba saya merasa sehat dan langsung bermain dengannya di halaman seperti biasa. Ajaibnya, setelah itu saya benar-benar sembuh total. Orangtua saya bingung melihat apa yang terjadi. Mereka hanya bisa menyimpulkan bahwa saya sangat terhibur didatangi saudara sepupu itu, sehingga tubuh saya terpengaruh hingga benar-benar sembuh.

Paulus juga pernah merasa sangat bersukacita atas kedatangan seseorang. Peristiwanya terjadi di Makedonia. Pada saat itu Paulus merasa sangat tertekan. Kedatangan Titus, anak rohani yang sangat dikasihi Paulus, di saat yang demikian membuat Paulus merasa sangat terhibur. Belum lagi berita yang dibawa Titus tentang bagaimana kasih jemaat Korintus bagi Paulus, membuatnya semakin merasakan sukacita yang melimpah-limpah. Dalam refleksinya, Paulus kemudian mengimani bahwa itulah cara Tuhan menguatkan dirinya agar mampu menanggung penderitaannya saat itu.

Kehadiran seseorang, terutama bagi mereka yang sedang berkesusahan, kerap kali menghadirkan sukacita tersendiri. Sebab orang-orang yang demikian biasanya membutuhkan teman yang peduli. Karena itu, jika kita tahu bahwa ada orang yang membutuhkan kehadiran kita, jangan berpikir dua kali untuk mengunjunginya. Waktu dan perhatian yang kita berikan pasti akan dipakai Tuhan untuk menguatkannya –ALS

ADAKAH ORANG YANG SEDANG MEMBUTUHKAN KEHADIRAN KITA?
SEGERA KUNJUNGI DIA!

e-RH Situs:  http://renunganharian.net/utama.php?tanggalnya=2010-02-20
e-RH arsip web:        http://www.sabda.org/publikasi/e-rh/2010/02/20/

Ayat Alkitab:                http://alkitab.sabda.org/?2Korintus+7:2-7

2Korintus 7:2-7

2  Berilah tempat bagi kami di dalam hati kamu! Kami tidak
pernah berbuat salah terhadap seorangpun, tidak seorangpun yang
kami rugikan, dan tidak dari seorangpun kami cari untung.
3  Aku berkata demikian, bukan untuk menjatuhkan hukuman atas
kamu, sebab tadi telah aku katakan, bahwa kamu telah beroleh
tempat di dalam hati kami, sehingga kita sehidup semati.
4  Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga
sangat memegahkan kamu. Dalam segala penderitaan kami aku sangat
terhibur dan sukacitaku melimpah-limpah.
5. Bahkan ketika kami tiba di Makedonia, kami tidak beroleh
ketenangan bagi tubuh kami. Di mana-mana kami mengalami
kesusahan: dari luar pertengkaran dan dari dalam ketakutan.
6  Tetapi Allah, yang menghiburkan orang yang rendah hati,
telah menghiburkan kami dengan kedatangan Titus.
7  Bukan hanya oleh kedatangannya saja, tetapi juga oleh
penghiburan yang dinikmatinya di tengah-tengah kamu. Karena ia
telah memberitahukan kepada kami tentang kerinduanmu, keluhanmu,
kesungguhanmu untuk membela aku, sehingga makin bertambahlah
sukacitaku.